Selasa, 11 Oktober 2011

Mineral Zeolit untuk Pembenah Tanah Sawah Intensifikasi

Zeolit adalah salah satu pembenah tanahalami, tetapi belum banyak dikenal dan digunakan petani. Zeolit dapat mengikat hara yang diberikan melalui pupuk sehingga mencegah pencucian hara. Hara yang terikat tersebuat akan dilepas kembali secara lambat dan langsung diserap akar. Hasilnya akan lebih baik jika tanah diberi kompos jerami sebagai sumber hara kalium (K) sehingga pupuk KCl tidak diperlukan lagi.  
Mineral zeolit merupaka polimer silica-alumina yang terbentuk secara alami pada jutaan tahun yang lalu. Zeolit adalah mineral dari senyawa aluminosilikat terhidrasi dengan struktur berongga dan mengandung kation-kation alkali yang dapat dipertukarkan. Zeolit memiliki pori-pori yang terisi ion K, Na, Ca, Mg dan molekul H2O sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran ion dan pelepasan air secara bolak-balik. Salah satu parameter yang menentukan mutu zeolit adalah nilai tukar kation (KTK). Mengacu pada SNI  KTK zeolit 13-3494-1994, zeolit dinyatakan lolos uji mutu jika memiliki nilai KTK ≥100cmol (+)/kg.  
Zeolit dapat menjadi pembenah tanah pertanian. Syarat mutu zeolit sebaga pembenah tanah pertanian antara lain adalah kadar air zeolit minimum 50%, kadar air maksimum 10% dan ukuran butir -10 + 48 mesh minimum 90%. Makin tinggi nila KTK zeolit maka kadar zeolitnya lebih dari 50% dan sangat sedikit bahan pengotornya. Bahan pengotor zeolit antara lain adalah feldspar, kaolin, kuarsa, lempung dan tufa. Zeolit alam banyak digunakan sebagai imbuhan pakan ternak, imbuhan pupuk atau pembenah tanah, media pengolah air limbah. Media penyaring air bersih dan penyerap limbah radio aktif.


Zeolit Sebagai Pembenah Tanah
Pembenah tanah dapat digolongkan menjadi dua yaitu pembenah tanah alami dan sintesis. Zeolit adalah pembenah tanah alami yang belum banyak dikenal dan digunakan petani. Hal ini karena sampai saat ini belum ada informasi rinci tentang jenis, dosis, manfaat dan kendala pemanfaatan zeolit. Pemberian zeolit dalam dosis tinggi (> 1 ton/ha) dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga hasil tanaman pun lebih baik. 
Pemanfaatan zeolit sebagai pembenah tanah belum banyak diketahui petani karena kurangnya sosialisasi. Di beberapa daerah, telah ada petani yag menggunakan zeolit. Namun, karena zeolit yang digunakan berkualitas rendah (nilai KTK 40 me/100g), petani tidak lagi memanfaatkannya. Disamping itu sering diinformasikan bahwa zeolit adalah pengganti pupuk sehingga aplikasi zeolit biasanya tanpa disertai pupuk yang pada akhirnya hasil tanaman tetap rendah.
Pemberian zeolit yang diikuti pupuk anorganik dan pupuk organic dapat meningkatkan efisiensi serapan hara pupuk. Pemberian zeolit dan pupuk organik secara bersama-sama sebagai pembenah tanah dapat memperbaiki struktur dan stabilitas agregat tanah, meningkatkan KTK sehingga dapat mencegah pencucian unsur hara dalam tanah sehingga hara dapat diserap akar tanaman. Pemberian zeolit dan pupuk organik secara proporsional dan berkelanjutan meningkatkan KTK tanah dan mempertahankan C-organik tanah > 2%.


Pengaruh Zeolit terhadap hasi Tanaman 
Zeolit pempunyai pori-pori yang permukaannya bermuatan negatif sehingga dapat mencegah pencucian unsur hara NH4+ -urea dan kation K+ -KCl dari daerah perakaran. Zeolit dapat menahan sementara unsur hara di daerah perakaran sehingga pupuk urea dan KCl yang diberikan lebih efisien. Jika takaran pupuk yang diberikan sesuai anjuran maka residu pupuk akan habis lebih lama dengan peningkatan hasil yang lebih tinggi.
Aplikasi zeolit berbeda dengan bahan pembenah tanah lainnya, seperti kapur pertanian dan gypsum karena zeolit tidak mengalami degradasi sehingga jumlahnya relative tetap dalam tanah. Aplikasi zeolit berikutnya akan lebih memperbaiki  kemampuan tanah untuk menahan unsur hara dan memperbaiki hasil. Zeolit tidak asam dan penggunannya dengan pupuk dapat menyangga pH tanah sehingga mengurangi takaran kapur. Hasil penelitian menunjukan pemberian zeolit dapat meninggkatkan hasil padi. Konsentrasi N dan K yang diserap tanaman padi tertinggi pada umur 6 minggu setelah tanamdicapai pada perlakuan zeolit 125kg/ha (Tabel. 1). Serapan N cenderung menurun seiring makin tinggi takaran zeolit. Hal ini menunjukansemakin banyak N yang masuk pori-pori zeolit dan akan dilepas kembali secara perlahan untuk diserap tanaman.

Tabel 1. Pengaruh ZKK terhadap N diserap tanaman padi varietas Ciherang umur 6 minggu STT menggunakan tanah Grumusol, Jawa Timur dari percobaan pot di rumah kaca.
Perlakuan
Konsentrasi N (%)
N diserap tanaman (mg/pot)
Kontrol lengkap
NPK-petani
NPK-uji tanah
125 kg zeolit + NPK-uji tanah
250 kg zeolit + NPK-uji tanah
500 kg zeolit + NPK-uji tanah
1,40
1,41
2,05
2,76
2,62
2,69
65
226
461
623
558
544

NPK yang diserap tanaman pada perlakuan NPK-petani dan NPK-uji tanah, lebih rendah disbanding kombinasi perlakuan NPK-uji tanah dan zeolit pada takaran 125, 250 dan 500 kg/ha. Semakin tinggi mutu zeolit (kadar zeolit minimal 50%) dan semakin tinggi KTK zeolit, semakin banyak N yang diserap. Pemberian zeolit berpengaruh terhadap bobot gabah kering giling (GKG) dengan hasil tertinggi (6,52t/ha) diperoleh pada pemberian zeolit 2 t/ha (Tabel. 2). Semakin tinggi takaran zeolit, semakin banyak NH4+ dari urea yang disimpan dala pori zeolit. Residu zeolit dalam tanah yang masih mengandung NH4+ akan dilepaskan pada musim tanam berikutnya. Residu zeolit dalam tanah dapat bertahan dalam waktu cukup lama karena zeolit tidak mengalami degradasi sehingga jumlahnya tetap dalam tanah.



Tabel 2. Pengaruh ZKK terhadap bobot gabah padi varietas Ciherang pada tanah Grumusol di Ngawi (Jawa Timur)
Perlakuan
Hasil gabah kering giling (GKG) t/ha
NPK-petani1)
NPK-uji tanah2)
250 kg zeolit + NPK-uji tanah2)
500 kg zeolit + NPK-uji tanah2)
1000 kg zeolit + NPK-uji tanah2)
2000 kg zeolit + NPK-uji tanah2)
5,07
5,54
5,90
5,97
6,14
6,52
1) NPK-petani = urea 600kg/ha +ZA 100kg + SP-18 100 kg, 2)  NPK-uji tanah = 3125,5 NPK Kujang (30% N : 6% P2O5 : 8% K2O)/ha + urea 100 kg/ha + SP-18 200kg/ha.

Zeolit dapat diberikan langsung kedalam tanah sebagai pembenah tanah atau diformulasikan dengan beberapa unsur hara sebagai pupuk lepas lambat. hasil percobaan formulasi (F) pupuk N lepas lambat menunjukan pengaruhnya terhadap hasil gabah kering panen (GKP) dalam urutan F1 > F4 > F3 > F2 (Gambar1.) Hasil GKP pada F1 dengan takaran 200 kg urea/ha adalah tertinggi (di atas 7,0t/ha), pada F4 di atas 6,0 t/ha, sedangkan pada F2 dan F3 sebesar 6,0 t/ha. formula F1 adalah campuran zeolit + urea + SP-36 + KCL + ZA + ZnSO4 + CuSO4 + borax + kompos jerami. formulasi F2 adalah urea yang dilapisi arang aktif dan F3 urea yang dilapisi arang biasa. Formulasi F4  adalah urea dicampur zeolit + asam humat.(M. Al-Jabri, D. Setyorini, dan Wiwik Hartatik dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 33 Nomor 2 Tahun 2011 )




Gambar 1.Pengarug formulasi pupuk terhadap hasil padi varietas Mekongga.


Informasi lebih lanjut hubungi :

Balai Penelitian Tanah

Jalan Ir. H. Juamda No. 98
Bogor 16123
Telp : (0251) 8336757
Fax : (0251) 8321608
E-mail : balittanah@litbag.deptan.go.id




2 komentar:

  1. bgaimana rumus penentuan KTK dari zeolit yah?? terima kasih

    BalasHapus
  2. Terimakasih informasinya, sangat membantu. Sebagai tambahan, kami menyediakan mineral alam zeolite, CaO (Kapur tohor) dan CaCO3 (kaptan) beserta mineral alam lainnya untuk kebutuhan tambak, perikanan, perkebunan, pertanian dan peternakan. Informasi tlp / whatsapp 085863093505 or www.zeolitecikembar.blogspot.com

    BalasHapus