Minggu, 26 Oktober 2014

BUDIDAYA CABAI KERITING (TM-999) DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK CAIR URINE KELINCI

PENDAHULUAN
Cabai keriting (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang ekspor, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. Dalam upaya pemenuhan akan produksi cabai keriting yang lebih kompetitif, diperlukan upaya peningkatan produksi yang mengacu pada peningkatan efisiensi baik ekonomi, mutu maupun produktivitas melalui penerapan teknologi mulai dari penentuan lokasi, penanganan benih, penanaman, pemeliharaan hingga penanganan panen yang tepat.

SYARAT TUMBUH
1. Tanah
  1. Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
  2. Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0
  3. Tanah tidak becek/ ada genangan air
  4. Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.

2. Iklim
  1. Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
  2. Suhu udara 16° - 32 ° C
  3. Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10 - 12 jam).

TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
  1. Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 - 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari   90 %.
  2. Siapkan media semai dari tanah yang telah diayak halus dan dibuat bedengan setinggi ± 30 cm, lebar ± 1 m dan panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ plastik.
  3. Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh.


Gambar 1. Persemaian Benih Cabai

  1. Setelah bibit berumur 15 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai koker dapat digunakan tanah itu sendiri yang dibuat seperti bola tanah (dapat dilihat seperti pada gambar 1 dan 2). Bola tanah yang telah ditanami bibit cabai ditempatkan dibawah naungan persemaian.
  2. Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.



 Gambar 2. Bibit Cabai Siap Tanam

2. Pengolahan Tanah
  1. Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul / bajak dan pembuatan bedengan.
  2. Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan petakan dengan jarak antar bedengan + 30 cm.



Gambar 3. Bentuk Bedengan
  1.  Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
  2. Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan pemupukan pupuk kandang.

3. Penanaman
  1. Bibit dapat dipindahkan pada umur 20 hari setelah semai dengan daun 5 – 7 helai.
  2. Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
  3. Siram tanaman secukupnya setelah tanam dan penyiraman berikutnya dilakukan 2 hari sekali bila tidak ada hujan.
  4. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu kepanasan.


 Gambar 4. Penanaman Bibit Cabai

4. Pemupukan
  1. Diberikan dengan dosis dan aplikasi sebagai berikut :  
  2. Pupuk kandang 20 ton / ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
  3. Urine kelinci 1 ltr urine/ 50 ltr air, setiap satu minggu setelah tanam dengan dosis 150 ml setiap aplikasi. Dosis urine kelinci dapat ditingkatkan pada saat tanaman memiliki 2 cabang menjadi 300 ml/tanaman.
  4. NPK Mutiara 1 kg/ 200 ltr air, setiap satu minggu setelah tanam dengan dosis 150 ml setiap aplikasi. Dosis NPK dapat ditingkatkan pada saat tanaman memiliki 2 cabang menjadi 300 ml/ tanaman dengan campuran NPK 2 kg/ 200 ltr air.
  5. KCl : 1 kg/ 200 ltr ai,r setiap satu minggu setelah tanam dengan dosis 150 ml setiap aplikasi. Dosis KCl dapat ditingkatkan pada saat tanaman memiliki 2 cabang menjadi 300 ml/ tanaman dengan campuran KCl 2 kg/ 200 ltr air.
  6.  Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan terasi ikan dengan dosis 2 kg / 200 ltr air, setiap satu bulan setelah tanam dengan dosis 250 ml setiap aplikasi.

5. Pemeliharaan
  1.  Lakukan penyulaman bila ada tanaman yang mati pada  sore hari.
  2.  Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
  3. Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  1. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe adalah hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan busuk batang.
  2. Pengendalian hama dan penayakit dilakukan dengan cara prepentif yaitu pencegahan sebelum terjadi serangan dengan menggunakan Curacron, Agrimex dan Byon M dengan dosis masing-masing 20 ml/17 ltr ( 1 tank). Dalam aplikasi penyemprotan sebaikanya pestisida tidak dicampur.

7. Panen
Gambar 5. Pemanenan Cabai
  1. Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam
  2. Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan.
  3. Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati – hati agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.(Emar Maryamah, S.ST/Penyuluh Pertanian Muda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar